BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kelenjar
mamae / payudara (buah dada) adalah perlengkapan organ reproduksi pada wanita
dan mengeluarkan air susu. Buah dada cembung kedepan dengan puting ditengahnya,
yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil dan berwarna tua payudara terletak
dibawah kulit dan diatas otot dada merupakan perubahan dari kelenjar payudara.
Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang kiri umumnya lebih besar dari
yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600 gram dan pada ibu
menyusui 800 gram selama 9 bulan kehamilan, jaringan payudara tumbuh dan
menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setiap manusia pada umumnya mempunyai
payudara, tetapi antara laki-laki dan perempuan berbeda dalam fungsinya.
Payudara yang matang adalah salah satu tanda kelamin sekunder dari seorang
gadis dan merupakan salah satu organ yang indah dan menarik. Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber
utama dari kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling
penting pada bulan-bulan pertama kehidupan.
Menjelang
akhir kehamilan, kelenjar mamae Ibu berkembang penuh untuk menyusui, tetapi
hanya beberapa mililiter cairan di sekresi setiap hari sampai setelah bayi di
lahirkan cairan ini di namakan kolostrum. ASI (Air Susu Ibu) merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh
kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
anatomi payudara ?
2. Bagaimana
struktur makroskopis payudara ?
3. Bagaimana
struktur mikroskopis payudara ?
4. Bagaimana tahap perkembangan
payudara ?
5.
Apa pengertian dan manfaat dari kolostrum ?
1.3 Tujuan Pembahasan
1.
Agar
dapat memahami anatomi payudara.
2.
Agar
memahami struktur makroskopis payudara.
3.
Agar
memahami struktur mikroskopis payudara.
4.
Agar
memahami tahap perkembangan payudara.
5.
Agar
memahami pengertian dan manfaat dari kolostrum.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Anatomi Payudara
Payudara wanita yang disebut juga
glandula mammaria adalah alat reproduksi tambahan. Setiap payudara terletak
pada setiap sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Di
topang oleh ligamentum suspensorium sehingga tetap stabil. Berbentuk tonjolan
setengah bola dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak
atau axilla (di sebut cauda axillaris). Ukuran payudara berbeda setiap
individu, juga bergantung pada stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang
salah satu payudara ukurannya agak lebih besar dari payudara yang lain.
Struktur makroskopik payudara terdiri atas bagian-bagian berikut ini.
Cauda
axilaris adalah jaringan payudara yang meluas kearah axilla. Areola adalah
daerah lingkaran yang terdiri atas kulit longgar dan mengalami hiperpegmentasi.
Pada masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm. Pada kehamilan,
areola mengalami hiperpegmentasi dan membesar disebut tuberculum mentgomery.
Papilla
mamae terletak dipusat areola mammae setinggi costa ke 4. Bagian ini merupakan
tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas
jaringan ereksi berpigmen dan sangat peka. Papila ini berlubang-lubang yang
merupakan muara dari duktus laktiferus.
Payudara terdiri atas bagian - bagian sebagai
berikut :
1.
Alveoli yang
mengadung sel-sel yang menyekresi air susu.
2.
Tubulus
laktiferus yaitu saluran kecil yang
berhubungan dengan alveoli
Kelenjar mammae atau payudara (buah dada) adalah
perlengkapan pada organ reproduksi pada wanita dan mengeluarkan air susu. Pada
wanita, kelenjar mamae mulai perkembangan pada umur 11-12 tahun. Kelenjar mamae
tumbuh menjadi besar pada bagian lateral linea aksilaris anterior/media sebelah
kranial ruang interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostalis
VII-VIII.
Kelenjar
mamae terdapat diatas bagian luar fasia torakalis superfisialis di daerah
jaringan lemak subkutia. Kearah lateral sampai ke linea aksilaris media; kearah
media melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain; kea rah
bawah mencapai daerah aksilia (lipatan ketiak).
2.2
Struktur Payudara
1.
Struktur makroskopis
Ada
3 bagian utama payudara, yaitu sebagai berikut.
1.
Korpus (badan), yaitu
bagian yang membesar.
2.
Areola, yaitu
bagian yang kehitaman ditengah.
3.
Papilla atau
puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.
Terletak setinggi interkosta IV, tetapi berhubung
adanya variasi bentuk dan ukuran payudara, maka letaknya pun akan bervsriasi
pula. Pada tempat ini terdapat lubang-lubang kecil yang merupakan muara dari
duktus laktiferus, ujung-ujung saraf, pembuluh darah, pembuluh getah bening,
serat-serat otot polos yag tersusun secara sirkuler sehingga bila ada
kontraksi, maka duktus laktiferus akan memadat dan menyebabkan puting susu
ereksi, sedangkan serat-serat otot yang longitudinal akan menarik kembali
puting susu tersebut.
Ada empat macam bentuk puting, yaitu
bentuk normal/umum, pendek/datar, panjang, dan terbenam (inverted). Namun,
bentuk-bentuk puting ini tidak selalu berpengaruh pada proses laktasi karena
pada dasarnya bayi menyusu pada payudara ibu bukan pada puting. Pada beberapa
kasus terjadi dimana puting tidak lentur, terutama pada bentuk putting terbenam
sehingga bentuk penanganan khusus.
2.
Struktur mikroskopis
Pada bagian dalam payudara terdapat
bangunan yang disebut alveolis, yang merupakan tempat air susu diproduksi. Asi
yang dihasilkan oleh alveolus dialirkan kedalam saluran kecil (diktulus). Pada
bagian ini areola, saluran yang besar ini mengalami pembesaran yang disebut
sinus laktiferus. Akhirnya semua saluran yang besar ini terpusat didalam puting
dan bermuara keluar. Pada bagian dalam dinding alveolus maupaun saluran,
terdapat otot-otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. Pada
masing-masing payudara terdiri atas
15-20 lobus yang di pisahkan oleh jaringan ikat, mengandung jaringan glandula
yang tersusun sebagai sistem duktus-alveolus. Pada masing-masing lobus terdiri
atas 20-40 lobulus, selanjutnya masing-masing lobules terdiri atas 10-100
alveoli. Di bagian dalam alveoli terdiri aras duktulus terbuka, sel-sel
kelenjar yang menghasilkan air susu dan mioepitelium yang berfungsi memeras air
susu keluar dari alveoli.
Pembuluh darah berasal dari arteri
mammaria interna dan arteri torakalis lateralis (arteri thoracica lateralis).
Vena superfesial mamae mempunya banyak anastomosis bermuara ke vena intermamaria
interna dan vena torakalis interna ( vena thoracica lateralis/epigastrika),
sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis (vena thoracica liberalis).
3.
Pembuluh limfe mamae
1.
aliran limfe
superfisialis 75% mengalir keseluruh torakalis berjalan bersama arteri dan vena
dipinggir lateral mukulus vektoralis mayor (musculus pektoralis mayor) bermuara
di nevus 11 aksilaris dan nervus supralavikularis (nevus supraclavicularis).
2.
Alian limfe
profuda mengalir kedinding toraks menembus mukulus pektoralis mayor bermuara ke
novus 11 pektoralis sepanjag arteri dan vena mamaria interna.
3.
Bagian medial
aliran limfe subkutan berhubungan dengan kedua mamae dan bermuara ke nevus 11
supraklavikularis.
2.3
Tahap-tahap perkembangan payudara
Pembentukan
payudara dimulai sejak embrio beusia 18-19 minggu dan berakhir ketika mulai
menstruasi. Hormone yang berperan adalah hormone estrogen dan progesterone yang
membantu maturasi alveoli, sedangkan hormone prolactin berfungsi untuk produksi
ASI.
Saat
lahir, sebagian besar payudara terdiri atas duktus laktiferus dengan jumlah
sedikit, mungkin juga ada alveoli. Kelenjar mamae yang rudimeter ini memiliki sedikit
fungsi sekretotik (air susu palsu) dalam beberapa hari setelah lahir. Sekresi
payudara pada masa neonatal terjadi akibat prolaktin yang tinggi pada BBL
setelah pajanan payudara janin sebelumnya terhadap konsentrasi estrogen
plasenta yang tinggi selama kehamilan. Setelah estrogen plasenta hilang dari
sirkulasi neonatal, payudara memasuki fase tenang sampai pubertas. Pada onset
pubertas, estrogen ovarium menginduksi pertumbuhan sistem duktus laktiferus.
Duktus-duktus
ini bercabang-cabang selama pertumbuhannya dan ujung duktus ini membentuk masa
sel kecil dan padat. Struktur ini membentuk alveolus lobular. Payudara dan alveoli
kemudian membesar. Saat menarche, sekresi estrogen dan progesteron siklik
dimulai dan akan terjadi fase tambahan pada pertumbuhan duktus dan lobulus yang
rudimeter. Kortikosteroid adrenal selnjutnya akan meningkatkan perkembangan
duktus. Payudara terus membesar selama beberapa waktu setelah menarche akibat
timbunan lemak dan jaringan ikata bahan. Diferensiasi dan pertumbuhan akhir
payudara tidak akan terjadi sampai kehamilan.
Pertumbuhan
dan perkembangan payudara dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu istirahat,
perkembangan (kehamilan), sekresi susu (laktasi), dan involusi. Saat lahir,
struktur hanya sebuah puting dan beberapa duktus rudimenter, dengan sedikit
atau tanpa alveolus yang mencerminkan asal evolusi dari modifikasi kelenjar
keringat apokria. Sampai pubertas satu-satunya perkembangan yang mungkin
terjadi adalah percabangan duktus. Penurunan insiden kanker payudara dapat terjadi pada populasi yang banyak mengkonsumsi
fito-estrogen (senyawa mirip estrogen yang berasal dari tumbuhan ).
Diperkirakan fito-estrogen merasang perkembangan sel payudara pada masa anak
dan pubertas seblum kehamilan. Sel yang berdiferansiasia baik ini munginkin
lebih resisten terhadap pembentukan homon (alecereutz 1995).[[2]]
2.4
Kolostrum
1.
Pengertian kolostrum
ASI yang dihasilkan
pada hari pertama sampai hari ke tiga setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan
cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding
dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan
sel-sel epitel dengan khasiat kolostrum sebagai berikut :
1. Sebagai
pembersih selaput usus BBL, sehingga saluran pencernaan siap untuk menerrima
makanan.
2. Mengandung kadar
protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
3. Mengandung zat
anti bodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi
untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.[[3]]
Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan
melindungi bayi dari penyakit diare. Kandungan dari kolostrum antara lain:
1. Protein : 8,5%
2. Lemak : 2,5%
3. Karbohidarat : 3,5%
4. Garam dan Mineral :
0,4% Air : 85,1%
5. Vitamin A,B,C,D,E, dan
vitamin K dalam jumlah yang sangat sedikit
6.
Leukosit
7.
Sisa-sisa epitel mati
8.
Nilai kalori = 80 kilo joule per 30
ml
9.
Volume kolostrum kurang lebih 150-300
ml/24 jam
Kolostrum sering juga disebut dengan susu jolong. Kolostrum biasanya
keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 pasca partum. Pada hari pertama dan
kedua setelah melahirkan, tidak jarang kita mendengar seorang ibu baru
mengatakan, “ ASI saya belum keluar.” Sebenarnya, meski ASI yang keluar pada
hari tersebut sedikit, tetapi volume yang ada di dalam payudara mendekati
kapasitas lambung bayi yang berusia satu sampai dua hari. Kolostrum yang encer
dan sering kali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih mengandung sel
hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.
Selain itu kolostrum juga merupakan pecahan yang ideal untuk membersihkan zat
yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir sehingga mempersiapkan
saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.[[4]]
2.
Manfaat Kolostrum
Kolostrum
sangat penting bagi pertahanan tubuh bayi karena kolostrum merupakan imunisasi
pertama bagi bayi. Manfaat kolostrum antara lain :
1.
Membantu mengeluarkan mekonium dari usus bayi karena
kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang membersihkan mekonium,
sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima ASI.
2.
Melindungi bayi dari diare karena kolostrum mengandung zat
kekebalan tubuh 10-17 kali lebih banyak dibandingkan susu matang.
3.
Melawan zat asing yang masuk ke tubuh bayi.
4.
Melawan infeksi penyakit oleh zat-zat kekebalan tubuh.
5.
Menghalangi saluran pencernaan menghidrolisis (menguraikan)
protein.
6.
Mengeluarkan kelebihan bilirubin sehingga bayi tidak
mengalami jaundice (kuning) dimana kolostrum mempunyai efek laktasif
(Pencahar).
7.
Berperan dalam gerak peristaltik usus (gerakan mendorong
makanan).
8.
Menjaga keseimbangan cairan sel.
9.
Merangsang produksi susu matang (mature).
BAB III
PENUTUPAN
1.
Kesimpulan
Setiap payudara terletak pada setiap
sisi sternum dan meluas setinggi antara costa kedua dan keenam. Di topang oleh
ligamentum suspensorium sehingga tetap stabil. Berbentuk tonjolan setengah bola
dan mempunyai ekor (cauda) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axilla (di
sebut cauda axillaris).
Struktur buah dada teridiri atas
bahan kelenjar susu atau jaringan lemak, cairan susu
/ kolostrum yang dihasilkan oleh ibu dalam 24 – 35 jam pertama
setelah melahirkan mengandung banyak gizi dan zat – zat pertahanan
tubuh.
Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca semuanya. Serta diharapkan,
dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat memahami
struktur payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Hani, Ummi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Wulanda, Ayu Febri. 2011. Biologi Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika
Kristianasari, Weni. 2009. ASI, Menyusui dan Sadari. Yogyakarta: Nuha
Medika
Mira, Dwi. Buku Ajar Biologi Reproduksi. Buku Kedokteran
Bundanyaarzachel.wordpress.com
LAMPIRAN