Saturday, January 18, 2014

perkembangan sel darah dan sistem limfatik

BAB I
PENDAHULUAN
  1. 1.1. Latar Belakang Masalah
            Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan.
             Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Perkembangan sel darah dan sistem limfatik yang berkaitan dengan fungsi tubuh dengan fisiologi diperlukan dalam  pembelajaran untuk mengetahui fungsi sel darah dan sistem limfatik lebih lanjut.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1.      Apa definisi dan fungsi darah ?
2.      Bagaimana perkembangan sel darah ?
3.      Bagaimana pembentukan sel darah ?
4.      Apakah  sitem limfatik?
5.      Bagaimana Mekanisme aliran limfe?



1.3. TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Memahami definisi darah dan fungsinya.
2.      Memahami perkembangan sel darah..
3.      Mengetahui pembentukan sel darah.
4.      Memahami perkembangan sel darah.
5.      Memahami mekanisme aliran limfe.


BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PERKEMBANGAN SEL DARAH
2.1.1 Pengertian dan fungsi darah
            Darah merupakan sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma),terdapat didalam pembuluh darah yang warna merah. Warna merah pada darah tergantung banyak tidaknya oksigen yang dibawa oleh sel darah . darah memiliki pH sekitar 7,73-7,45,temperaturnya sekitar 38oC. Volume darah total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa berukuran rata-rata,dan kurang sedikit pada pada perempuan dewasa. Volume ini bervariasi sesuai ukuran tubuh dan berbanding terbalik dengan jumlah jaringan adiposa. Volume ini juga bervariasi sesuai perubahan cairan darah dan konsentrasi elektrolitnya.
Fungsi Darah :
1.      Sebagai alat transport yaitu  mengambil oksigen atau zat oksidasi untuk diedarkan ke seluruh tubuh,mengangkat karbondioksidadari jaringan untukdikeluarkan melalui paru-paru,mengangkut zat-zat makanan,mengangkut zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk dikeluarkan melalui ginjal dan kulit.
2.      Sebagai sistem imun (pertahanan)
3.      Mengatur suhu tubuh
4.      Mengatur keseimbangan pH
5.      Mengedarkan hormon
6.      Menutup luka dibantu oleh keping-keping darah.

2.1.2.  Perkembangan Sel Darah merah
            Eritrosit bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya, terbungkus dalam membran sel dengan permeabelitas tinggi. Membran ini elastis dan fleksibel, sehinnga memungkinkan eritrosit menembus kapiler (pembuluh darah terkecil). Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin, sejenis pigmen pernapasan yang mengikat oksigen. Hemoglobin merupakan protein yang kaya akan zat besi,memiliki daya gabung terhadap oksigen itu membeentuk oksihemoglobin didalam sel darah merah. Dengan fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru  ke jaringan. Volume hemoglobin mencapai 1/3 volume sel.  
            Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah . Fragmen sel darah merah yang rusak akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limfa, hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain. Globin terdegradasi menjadi amas amino, yang kemudian akan diperbaharui untuk sistesin selular. Hem (bagian yang mengandung zat besi ) diubah menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan menjadi bilirubin (pigmen kuning), yang dilepas kedalam plasma. Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu. Sebagian  besar zat besi yang di lepas oleh hem akan di ambil untuk di perbaharui dalam proses sintesis HgA selanjutnya.

1.      Pengaturan produksi sel darah merah
            Produksi eritrosit diatur oleh eritroprotein, suatu hormon glikoprotein yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritroprotein berbangding terbalik dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume oksigen yang kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan produksi eritroprotein, sehingga makin menstimulasi produksi sel darah merah. Sebagai contoh:
1)      Kehilangan darah akibat hemoragi mengakibatkan produksi sel darah merah meningkat.
2)      Tinggal di dataraan tinggi dengan kandungan oksigen yang rendah dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan peningkatan produksi sel darah merah.
3)      Gagal jantung, mengurangi aliran darah ke jaringan, atau penyakit paru yang mengurangi aliran darah, mengakibatkan peningkatan produksi sel darah merah.
2.      Kelainan pada sel darah merah :
a.       Anemia adalah definisi sel darah merah atau kekurangan hemoglobin berikut ini adalah berapa jenis anemia
1.      Anemia hemoragi terjadi akibat kehilangan darah akut. Sumsum tulang akan memproduksi sel darah merah secara bertahap untuk kembali ke kondisi normal.
2.      Anemia defisiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan, penurunan gaya absorpsi, atau kehilangan zat besi secara berlebihan.
3.      Anemia aplastik ( sumsum tulang tidak aktif), di tandai dengan penurunan sel darah merah secara besar besaran. Hal ini dapt terjadi karena paparan radiasi yang berlebihan, keracunan zat kimia,atau kanker.
4.      Anemia pernicious karna tidak ada vitamin B 12 .
5.      Anmeia sesabit (sisckle ceer anemia) adalah penyakit keturunan dimana molekul hemoglobin yang berberda pada hemoglobin normalnya karena penggantian salah satu asam amino pada rantai polipeptida beta. Akibatnya sel darah merah terdistorsi (terhambat)  menjadi berbentuk sabit dalam kondisi konsentrasi oksigen yang rendah sel-sel terdistorsi ini menutup kapiler dan mengganggu aliran darah.
b.      Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam sirkulasi,yang mengakibatkan peningkatan viskositas (ketahanan aliran cairan)  dan volume darah.
1.      Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat hipoksia (kekurangan oksigen) karena hal berikut ini :
a.       Kediaman permanen di dataran tinggi
b.      Aktifitas fisik berkepanjangan
c.       Penyakit paru atau jantung
2.      Polisitemia vera adalah gangguan  pada sumsum tulang.


          2.1.3. Perkembangan Sel darah putih (leukosit)
            Jumlah leukosit pada yang normal adalah7000-9000 per mm3. Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan peningkatan jumlah total leukosit. Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh tehadap invasi benda asing termasuk bakteri dan virus. Sebagian besar leukosit berlangsung dalam jaringan bukan dalam aliran darah.
1.      Sifat-sifat sel darah putih :
a.        Leukosit memiliki sifat diapedesisyaitu kemampuan untuk menembus pori-porimembran kapilar dan masuk kedalam jaringan.
b.      Leukosit bergerak sendiri dengan gerakan amuboid seperti amuba.
c.       Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit.
d.      Leukosit memilki kemampuan kemotaksis,pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak menyebabbkan leukosit bergerak mendekati (kemotaksisi positif) atau menjauhi (kemotaksis negatif) sumber zat.
e.        Semua leukosit adalah fagositik,tetapi kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan monosit.
f.       Setelah diproduksi disumsum tulang,leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetapdalam jaringan selama beberapa hari,beberapa minggu,beberapa bulan,bergantung jenis leukositnya.
            Ada lima jenis leukositdalam sirkulasi darah,yang dibedakan berdasarkan ukuran,bentuk nukleus,dan ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki granula plasma disebut granulosit sedangkan,sel yang tidak memiliki granula disebut agranulosit.
            Hampir dari jumlah sel darah putih adalah granulosit kir-kira hampir 75% mereka terbentuk dalam sumsum tulang. Granulosit terbagi menjadi neutrofil,eusisinofil,dan basofil,berdasarkan warna granula sitoplasmanya saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna darah wright. Pembagian granulosit sebagai berikut:
a.       Neutrofil. Neutrofil mencapai 60% dari jumlah sel darah putih. Neutrofil memiliki granula kecil berwarna merah muda dala sitoplasmanya. Nukleusnya memiliki tiga sampai lima lobus yang terhubungkan dengan benang kromatin tipis. Fungsi neutrofil sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai dijaringan terinfeksi untuk menyrang dan menghancurkan bakteri,virus,atau penyebab lainnya.
b.      Eosinofiladalah fagositik lemah. Jumlahnya akan meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit,tetapi akan berkurang selama sters berkepanjangan. Sel ini berfungsi dalam detoksifikasi histamin yang diproduksi oleh sel mast dan jaringan yang cidera saat inflamansi berlangsung. Eosinofil mengandung peroksidase dan fosfatase,yaitu enzim yang mampu menguraikan protein. Enzim ini mungkin terlibat dalam dtoksifikasi bakteri dan pemindahan kompleks antigen-antibodi, tetapi fungsi pastinya belum diketahui.
c.       Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan akan berwarna keunguan sampai hitam serta memperlihatkan nikleus berbentuk S.diameternya berkisar 12-15 makrometer.. fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast. Sel ini mengandung hitamin,mungkin untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan anti koagulan heparin.mungkin untuk membantu penggumpalan darah intravaskular. Fungsi sebenarnya belum diketahui.
            Agranulosit adalah leukosit tanpa granula sitoplasma,yaitu :
a.       Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit dalam darah. Sebagian besar limfosit dalam tubuh ditemukan dijaringan limfatik  rentang hidupnya dapat mencapai beberapa tahun. Limfosit mengandung nukleus bulat beerwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan tipis sitoplasma. Limfosit berasal dari sel sel batang sumsum tulang merah,sel ini berfungsi dalam realksi imunoglubis.
b.      Monosit mencapai 3% sampai 8% jumlah total leukosit. Monosit merupakan sel darah yang besa,diameternya sekitar 12-18 mikrometer,nukleus besarseperti telur atau seperti ginjal,yang dikelilingi sitoplasma berwarna biru keabuan pucat. Fungsinya sangat fagositik dan sangat aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh darah. Jika monosit telah meninggalkan  aliran darah maka sel ini menjadi histiosit jaringan.
            Granulosit dan monosit berperan penting dalam perlindungan badan terhadap mikroorganisme.dengan kemampuannya sebagai fagosit mereka memakan bakteri-bakteri hidup yang masuk ke peredaraan darah.

2.      Kelainan pada sel darah putih :
1)      Leukimia. Adalah sejenis kanker yangditandai dengan poliferase sel drah putih yang tidak terkendali. Jenis leukimia ditentukan berdasarkan jenis sel yang dominan,seperti meiolositik,limfositik,atau leukimia monositik,dan berdasarkan durasi seperti keukimia kronik atau akut.
2)      Mononukleosis infeksius,disebabkan oleh virus Epstein-barr,yang ditandai dengan adanya peningkatan  jumlah lifosit dan ketidak seimbangan jumlah sel yanng abnormaldan tidak matang.
3)      Acquired immune deficiency syndrome (AIDS),disebabkan human imunodeficiency virus (HIV),merusak sistem kekebalan tubuh dengan cara menyerang rangkaian limfosit tertentuyang disebut sel T.
1.1.4.      Keping darah (trombosit)
            Trombosit berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran trombosit mencpai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu membran  plasma dan mengandung berbagai jenis granula. Trombosit berfungsi dalam hemostatis (penghentian perdarahan) dan perbaikan pembuluh darah yang robek.
1.      Mekanisme pembekuan darah
a.       Mekanisme ekstrinsik. Pembekuan darah dimulai dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri. Tromboplastin (membran lipoprotein) yang dilepas oleh sel-sel jaringan yang rusak mengaktivasi protombin (protein plasma) dengan bantuan ion kalsium untuk membentuk trombin. Trombin mengubah fibrinogen yang dapat larut,menjadi fibrin yang tidak dapat larut. Benang-benang fibrin membentuk bekuan atau jaring-jaring fibrin,yang menangkap sel darah merah dan trombosit serta menutup aliran darah yang melalui pembuluh yang rusak.
b.      Mekanisme instriksi. Untuk pembekuan darah berlangsung dalam cara yang lebih sederhan daripada cara yang dijelaskan diatas. Mekanisme ini melibatkan 13 faktor pembekuan yang hanya ditemukan dalam plasma darah. Setiap  faktor protein berada dalam kondisi tidak aktif. Jika salah satu diaktivasi,maka aktivitas enzimnya akan mengaktivasi faktor selanjutnya dalam rangkaian,dengan demikian akan terjadi suatu rangkaian reaksi untuk membentuk bekuan.
2.      Penguraian pembekuan darah
                        Segera setelah terbentuk bekuan akan menyusut akibat kerja protein kontraktil dalam trombosit. Jaring-jaring fibrin dikontraksi untuk menarik permukaan yang terpotong agar saling mendekat dan untuk menyediakan kerangka kerja untuk memperbaiki jaringan. Bersamaan dengan retraksi bekuan, suatu cairan yang disebut serum keluar dari bekuan. Serum adalah plasma darah tanpa fibrinogen dan faktor lain yang terlibat dalam mekanisme pembekuan.
3.      Faktor-faktor pembekuan
a)      Garam kalsium yang dalam keadaan normal ada dalam darah .
b)      Sel yang terluka yang membebaskan trombokinase.
c)      Trombin yang terbentuk dari prorombin bila ada trombokinase.
d)     Fibrin yang terbentuk dari fibrinogen disamping trombin.
            Penggumpalan darah dipercepat oleh panas yang sedikit lebih tinggi dari suhu badan,kontak dengan bahan kaasar contoh pinggiran yang kasar dari pembuluh darah yang rusak atau dengan pembalut. Penggumpalan diperlambat karena dingin,jika disimpan dalam tabung berlapis lilin disebelah dalamnya,dan dengan ditambah kalsium sitrat atau natrium sitrat yang menyingkirkan garam kalsium yang dalam keadaan normal.
4.      Kelainan pada  pembekuan darah
a.       Bekuan yang abnormal disebut trombus. Trombus yang terlepas dan ikut dalam aliran darah disebut embolus. Kedua jenis bekuan ini dapat menyumbat darah. Kondisi yang menunjang pembekuan trombus adalah pembuluh dengan permukaan kasar akibat plak-plak kolesterol,mungkin akan menangkap trombosit untuk memulai pembekuan, dan aliran darah yang lambat memungkinkan terjadinya akumulasi tromboplastin,karena aliran darah menurun setara dengan imobilitas,maka pasien harus sering bergerak atau digerakkan.
b.      Trombositopenia. Trombositopenia adalah suatu kondisi dimana terdapat sejumlah kecil trombosit abnormal dalam darah  yang bersirkulasi. Ini akan memperlama koagulasi dan memperbesar resiko terjadinya perdarahan dalam pembuluh darah kecil diseluruh tubuh. Trombositopenia dapat disebabkan oleh reaksi awal terhadap obat-obatan,radiasi ion yang merusak sumsum tulang.
c.       Hemofilia. Hemofilia adalah gangguan berkaitan dengan genetik, akibat tidak adanya beberapa faktor pembekuan. Transfusi perlu dilakukan untuk mengganti faktor-faktor yang hilang jika terjadi cedera ringan yang diikuti perdarahan yang berlebihan.
5.      Pengobatan bagi orang yang rentan terhadap pembentukan trombus
a. Anti koagulan seperti coumarin menghambat aktivitas vitamin K, sehinnga menghalangi proses protombin
b. Aspirin menghilangkan agregasi trombosit dan mengganggu sintesis prostasiklin.
1.1.5.      Plasma Darah
            Plasma darah adalah cairan bening kekuningan. Plasma terdiri dari 92% air,7% protein,asam amino,lemak,garam hormon dan  zat-zat sisa metaabolisme.
a.       Protein Plasma mencapai 7% plasma dan merupakan satu-satunya unsur poko plasma yang tidak dapat menembus membran kapilar untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma yang utama: albumin,globin,dan fibrinogen.
1)      Albumin adalah protein plasma yang terbanyak sekitar 55%-66%,tetapi ukurannya paling kecil dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik darah.
2)      Globulin membentuk sekitar 30% protein plasma . Alfa dan beta globulin disintesis dihati,dengan fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid,beberapa hormon,beberapa substrat,dan zat penting tubuh lainnya. Gamma globulin adalah anti body.
3)       Fibrinogen membentuk 4% protein plasma,disintesis dihati dan merupakan komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
b.      Plasma juga mengandung nutrien yang meliputiasam amino,gula,dan lipid yang diabsorbsi dari saluran pencernaan. Gas darah  meliputi oksigen,karbon dioksida,dan nitrogen. Elektroli plasma meliputi ion natrium,kalium,magnesium,klorida,kalsium bikarbonat,fosfat dan ion sulfat.
2.1.6        Pembentukan sel darah:
1)      Selama perkembangan embrio. Hematopoiesis pertama kali berlangsung dalam kantong kuning telur dan berlanjut dihati,limpa,nodus limfe,dan seluruh seluruh sumsum tulang janin yang berkembang.
2)      Setelah lahir dan selama masa kanak-kanak,sel-sel darah terbentuk dalam sumsum semua tulang.
3)      Pada orang dewasa,sel darah hanya terbentuk pada sumsum tulang merah yang ditemukan dalam tulang membrabosa seperti sternum,iga,vertebra,dan tulang ilia girdel pelvis. Sel-sel darah yang sudah matang masuk ke sirkulasi utama dari sumsum tulang melalui vena rangka.
Tempat pembentukan darah berbeda-beda sesuai perkembangan usianya.Pada janin yang masih berumur 3 minggu, darah dibentuk di bagian yang disebut yolksac, kemudian berpindah ke hepar, lien, dan sumsum tulang sampai janin tersebut lahir. Pada bayi yang masih berumur kurang dari 5 tahun, darah dibentuk di tulang rangka, kemudian setelah dewasa berpindah ke tulang belakang, iga dan bagian proksimal tulang panjang.
Proses pembentukan darah dimulai oleh sel pluripotensial, sel ini kemudian membelah menjadi 3 sel, dimana sel pertama akan berkembang menjadi sel induk pluripotensial, sel kedua berkembang menjadi sel limfosit, sedangkan sel yang ketiga membelah lagi, ada yang menjadi sel eritrosit, trombosil, neutrofil,monosit, eusinofil, dan basofil.Banyak faktor yang mempengaruhi pembentukansel-sel darah, seperti zat besi, vitamin B, asam folat, dll.
    Semua sel darah diturunkan dari hemositoblas (sel batang primitif) pada sumsum tulang, yang dibagi dan dibedakan menjadi lima jenis sel yaitu:
a.       Proeritoblas.
                        Proeritoblas mengalirmelalui sejumlah tahapan (eritoblas basofilik, eritoblas kromatofilik, nermoblas, dan retikulosit) dan setelah matang menjadi eritrosit. Selama masa perkembangan eritrosit mensintesis jemoglobin, suatu pigmen pembawa oksigen, dan melepas organelnya. Nukleus mengecil dan akhirnya keluar dari sel. Setelah nukleus hilang, eritrosit tetap berada dalam sumsum tulang selama bebrapa hari smpai matang dan kemudian dilepas ke dalam sirkulasi.
b.      Meioblas
Merupakan asal promeilosit, yang mengalami penyimpanan dalam perkembangannya menjadi tiga jenis sel yang disebut granulosit : neutrofil, eusinofil, dan basofil.
c.       Limfoblas, merupakan asal limfosit
d.      Monoblas, merupakan asal monosit. Limfosit dan monosit disebut agranulosit.
e.       Megakarioblas, membentuk megakarioblas yang merupakan asal trombosit.[1]




2.2.SISTEM LIMFATIK
2.2.1.      Pengertian dan fungsi limfatik
            Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limpa atau getah bening di dalam  tubuh. Limpa berasal dari plasma darah, cairan ini kemudian di kumpulkan oleh sistem limfa melalui proses di pusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi. Fungsi sistem limpa yaitu mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah ,mengangkut limposit membawa lemak emulsi dari usus, menyaring dan menghancurkan mikrooganisme untuk menghindarkan penyebaran, menghasilkan zat antibodi.
2.2.2        Stuktrur pembuluh darah limfe
            Susunan pembuluh limfe disebut juga mildleman atau susunan tengah karena merupakan  saluran antara darah dan cairan jaringan yang terdapat zat-zat koloid,garam elektrolit tidak dapat masuk ke kapilar darah akan tetapi melalui kapiler-kapiler limfe melalui saluran limfe.
            Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau kapiler lebih besar dari kapiler darah terdiri atas selapis endoterlium. Pembuluh limfe merupakan jaringan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe didalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang disebut lakteal yang dijumpai dalam vili usus.
            Pembuluh darah eferen menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dan memperdarahi kelenjar dan bercampur dengan limfe dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan oleh pembuluh eferen yang dikeluarkan melalui vilum. Saluran limfe mempunyai dua batang saluran yang sama yaitu :
a.       Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yang dimulai dari pembuluh limfe yang terdapat didepan vertebra lumbalis menuju ke bagian atas, akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena cafasuperior, duktus torasikus ini merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri,leher kiri,dada sebelah kiri bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.
b.      Duktus limfatikus dekstra, merupaka pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira 1,20 cm,menerima limfe. Dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kanan,leher kanan,dada kanan dan lengan sebelah kanan yang bermuara pada vena kava suplaviadekstra. Adapun bentuk dan susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena.
2.2.3.      Pembentukan cairan limfe
            Konsentrasi protein didalam cairan interstisial rata-rata 2 gram/100 ml,konsentrasi protein cairan limfe yang mengalir kebanyakan dari jaringan prifer mendekati nilai ini atau lebih pekat. Sebaliknya cairan limfe yag terbentuk dalam hati mempunyai konsentrasi protein 6 gram/100ml, dan limfe yang terbentuk dalam usus mempunyai konsentrasiprotein 3-5 gram/100 ml. Karena lebih dari separuh limfe berasal dari hati dan usus maka cairan limfe duktus torasikus merupakan campuran dari semua daerah tubuh dan mempunyai konsentrasi protein 3-5 gram/100 ml.[2]

            Faktor penentu kecepatan aliran limfe adalah,sebagai berikut :
a.       Tekanan cairan intertisial. Peningkatan tekanan cairan bebas intertisialdiatas tingkat normal meningkatkan aliran cairan interstisial kedalam kapiler limfe,. Akibatnya juga meningkatka kecepatan aliran limfe,pertambahan aliran tersebut kapiler limfe membesar karena tekanan cairan interstisial meningkat sampai lebih dari nol mmHg. Pada titik ini kecepatan aliran mencapai maksimum, faktor-faktor ini meliputi peningkatan tekanan kapiler, penurunan tekanan osmotik, peningkatan protein cairan interstisial, dan peningkatan permeabilitas.
b.      Pompa limfe katup-katup ada dalam  semua aliran limfe pengumpul isi kapiler dialirkan, sehingga setiap saat pembuluh limfe atau kapiler limfe ditekan oleh sumber apapun limfe dirangsang maju sepanjang pembuluh imfe. Pembuluh limfe dapat ditekan oleh kontraksi dinding pembuluh  limfe itu sendiri atau tekanan struktur sekitarnya. Dalam suatu pembuluh limfe besar pompa limfe ini dapat membangkitkan tekanan setinggi 25-50 mmHg. Jika aliran keluar dari pembuluh darah ini tersumbat, disamping pompaan yang disebabkan kontraksi instrinsik dinding pembuluh limfe, faktor eksternalapapun yang menekan pembuluh limfe tersebut dapat pula menyebabkan pompaan, faktor-faktor demikian adalah: kontraksi otot, gerakan bagian-bagian tubuh, pulsasi arteri, penekanan jaringan diluar tubuh. Pompa limfe menjadi sangat aktif selma gerak badan, sring meningkatkan aliran limfe sebanyak 5-15 kali. Sebaliknya selama periode istirahat aliran limfe sangat lambat.[3]
2.2.4.      Mekanisme aliraan limfe
a.       Gerakan otot rangka yang bersebelahan dengan pembulh limfe akan menggerakkan limfe ke arah trunkus limfatik.
b.      Cara kerja kontraksi periodik pembuluh limfatik seperti cara kerja pompa limfe.
c.       Tekanan negatif  intratoraks yang terjadi saat inspirasi memberi efek pengisapan pada limfe dalam duktustoraks.

2.2.5.      Nodus Limfe
            Nodus-nodus limfa adalah suatu komponen yang penting dari sistim imun tubuh dan membantu dalam memerangi infeksi-knfeksi.
            Mereka adalah struktur-struktur yang kecil, lunak, bulat atau oval yang ditemukan diseluruh tubuh dan berhubungan  satu sama lainnya dalam model seperti rantai (lymphatic chains) oleh kanal-kanal yang serupa pada pembuluh-pembuluh darah. Setiap nodus limfa individu diselubungi oleh suatu kapsul yang terbentuk dari jaringan penghubung. Didalam kapsul, nodus-nodus limfa mengandung jenis-jenis tertentu dari sel-sel imun. Sel-sel ini sebagian besar adalah limfosit, yang menghasilkan protein -protein yang menangkap dan memerangi virus-virus dan mikroba-mikroba lain, dan macrophages, yang menghancurkan dan menghilangkan material yang ditangkap.
            Nodus limfe berlokasi diseluruh tubuh. Beberapa ada langsung dibawah kulit dimana yang lain-lain berada didalam tubuh. Bahkan nodus-nodus limfa yang paling superficial (dekat pada kulit) adalah biasanya tidak terlihat atau gamblang (dirasakan dengan menyentuh), kecuali mereka membengkak atau membesar untuk beberapa sebab-sebab.
Mereka dihubungkan satu sama lainnya oleh pembuluh-pembuluh limfatik yang terikat secara lepas. Nodus-nodus limfa biasanya bergabung pada daerah-daerah yang berbeda didalam tubuh dimana mereka bertanggung jawab untuk penyaringan darah dan melaksanakan fungsi imunologi mereka untuk area tertentu itu dari tubuh. Cairan dari pembuluh-pembuluh limfatik akhirnya masuk kedalam sistim vena (vena-vena) dalam tubuh.[4]
            Lokasi nodus limfe yang berdasarkan kepentingan klinis yaitu : nodus submaksilaris (terletak dibagian dasar mulut), nodus serviks (terletak pada leher di sepanjang ototsternokleid domastoid), nodus supratoklear (terletak tepat diatas lekukan siku), nodus aksilaris (terakumulasi jauh didalam lengan bawah dan regia dada atas), nodus inguinal (terletak dilipatan paha).
2.2.6.      Tonsil
      Tonsil adalah satu struktur yang sangat penting dalam sistem pertahanan tubuh terutama pada protein asing yang dimakan atau dihirup. Sifat mekanisme pertahanan pada tonsil adalah secara spesifik atau non spesifik. Tonsil  terdiri atas jaringan limfe, terletak di antara dua tiang fause (lengkung langit-langit), dan banyak terdapat persediaan limfosit. Tonsil yang gagal  menahan infeksi akan meradang,disebut tonsilitis.
2.2.7.      Limpa atau lien
Lien adalah kelenjar yang terletak di regiohipogastrium sinistra. Didalamnya berisi banyak jaringan limfe dan sel darah. Lien berfungsi membentuk eritrosit, memisahkan eritrosit mati dari sirkulasi darah , menghasilkan limfosit antibodi.[5]

2.2.8.      Gangguan aliran limfatik
a.       Edema (pembengkakan). Edema adalah menunjukan adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh. Bila terjadi hambatan limfatik, edema dapat semakin berat, karena protein plasma yang bocor ke dalam ruang interstisial tidak mempunyai jalan untuk dikeluarkan. Peningkatan konsentrasi protein meningkatkan tekanan osmotik koloid cairan interstisial yang akan menarik cairan dari kapiler lebih banyak lagi.
b.      faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dan absorpi normal cairan intertisial, serta mengakibatkan edema, meliputi:
1)      peningkatan tekanan hidrostatik (tekanan filtrasi) dalam kapilar yang terjadi akibat gagal jantung. Gagal jantung menyebabkan hanya ssedikit darah yang mengalir ke ginjal sehingga terjadi retensi cairan pada ginjal. Ini akan mengakibatkan peningkatan volume darah yang tidak sanggup dipompa keluar oleh ginjal yang gagal. Akibatnya adalah peningkatan tekanan dalam kapilar, sehingga makin banyak cairan yang keluar menuju jaringan.
2)      Penurunan tekanan osmotik koloid plasma yang mengganggu dinamika kapilar dapat disebabkan oleh kehilangan protein plasma berskala besar karena kekurangan protein.
3)      Obstuksi limfatik mencegah pengembalian normal cairan intertisial atau protein ke sirkulasi. Ini dapat disebabkan oleh prosedur pembedahaan atau infeksi yang mengakibatkan pemotongan saluran limfe.
4)      Peningkatan permeabilitas membran kapilar akibat proses inflamasi menyebabkan kebocoran cairan dan protein ke dalam ruang intertisial. Histamin dan zat yang berkaitan akan meningkatkan permeabilitas kapilar.[6]




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Sel darah meliputi eritrosit, leukosit, dan trombosit.
            Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limpa atau getah bening di dalam  tubuh.
3.2  Saran
            Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca semuanya. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat memahami perkembangan sel darah dan sisitem limfatik.



DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. Anatomi Fisiologi Pemula. 2004. Jakarta: Buku Kedokteran
Syaifudin. Anatomi Fisiologi keperawataan.2006. jakarta : Buku Kedokteran.
Dr-Supriyanto.blogspot.com




[1] Ethel Sloane,Anatomi dan Fisiologi Pemula, (Jakarta:Buku Kedokteran,2004), hal.220
[2] Drs. H.Syaifudin,AMK,Anfis untuk mahasiswa keperawatan,(Buku Kedokteran:2006),hal.160
[3] Drs. H.Syaifudin,AMK,Anfis untuk mahasiswa keperawatan,(Buku Kedokteran:2006),hal.163
[5] Dr-Supriyanto.blogspot.com
[6] Ethel Sloane,Anatomi dan Fisiologi Pemula, (Jakarta:Buku Kedokteran,2004), hal.246

No comments:

Post a Comment